Fenomena kerasukan seringkali dikaitkan dengan kepercayaan tradisional dan spiritualitas di berbagai budaya. Di banyak masyarakat, kerasukan dianggap sebagai bentuk komunikasi antara dunia manusia dan dunia supranatural, yang sering direspon dengan ritual khusus untuk mengatasinya. Ritual-ritual ini mencerminkan keunikan dan kepercayaan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Misalnya, dalam tradisi Bali, trisula88 alternatif kerasukan sering terjadi selama upacara keagamaan, di mana seseorang diyakini dirasuki oleh roh leluhur atau dewa. Mereka yang kerasukan akan menari atau berbicara dalam keadaan trans, dan hal ini dianggap sebagai tanda restu atau pesan dari dunia spiritual. Di Afrika, fenomena serupa ditemukan dalam ritual voodoo, di mana roh dipanggil untuk memberikan kekuatan atau bimbingan kepada individu tertentu.
Namun, perspektif budaya tidak hanya berhenti pada ritual. Beberapa masyarakat modern juga mencoba memadukan kepercayaan tradisional dengan pendekatan psikologis. Hal ini menunjukkan bagaimana kerasukan, meskipun sering dianggap mistis, juga dapat dijelaskan melalui interaksi antara keyakinan, tradisi, dan kondisi mental. Fenomena ini terus menjadi topik menarik yang memperlihatkan keanekaragaman pandangan manusia terhadap dunia yang tak kasat mata.